~~~~~~~~~~Fille~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~Fille~~~~~~~~~~~~
nuri

Sabtu, 28 September 2013

CINTA DIBALIK KUAS & PENA Part 4


Hari yang ditunggu tunggu bagi kelas XII akhirnya tiba, semua kelas XII dengan seragam yang rapih satu persatu memasuki ruang ujian, Digta yang baru memasuki gerbang sekolah tiba tiba disuruh berhenti oleh Pak Satpam,

“Ada apa Pak?? Ko bapak suruh saya berhenti?”” tanya Digta sambil membuka helmnya
“Ini lo..masalah surat itu, Bapak sudah gak nerima lagi surat yang ditipkan buat kamu, yaa karena kelas XI banyak libur jadi dia udah gak nitipin lagi!!”
“ya udah lah Pak, saya udah tau Kok siapa cewek misterius yang suka ngasih saya surat itu!!” Jawab Digta sambil menepuk pundak Pak satpam
“OHH...Jadi kamu udah tau kalu Nadin yang suka ngirimin kamu surat itu..” syukurlah kalau kamu sudah tau..!!”
“Tungu Pak.. tadi Bapak bilang ‘Nadin’??” Digta sempat bingung
“ia...Nadin kelas XI IPS 2 yang menang lomba lukis dengan kamu..” jawab pak satpam
“lohh..bukannya Nita  yang suka ngirim saya surat itu!!” Nita bilang sendiri loh Pak kalau dia yang suka ngirimin saya surat” Digta masih heran kemudian ia turun dari motornya
“ah, Nita mana lo kamu ini??” mungkin dia pura pura ..orang yang suka ngirim kamu surat itu Nadin ko..!! “ lebih baik..kamu temui Nadin setelah  selesai ujian nanti, kamu tauu?? Nadin itu suka sama kamu!!”  
“wahhh..bener bener ya si Nita,,,somplak tuh cewek..!!” ia Pak terima kasih nanti saya temui Nadin”

Akhirnya kebenaran terungkap, Digta sebenarnya tidak percaya 100% kalu Nita yang suka mengirimnya surat, ia merasa sudah di tipu oleh Nita yang selalu saja berusaha agar dia menjadi pacarnya. Setelah Ujian Nasional selesai Digta terlebih dahulu menemui Nita, Nita yang sedang duduk diteras rumahnya langsung mendekap Digta yang baru turun dari motor, dia tidak tau kalau Digta sedang marah padanya, kemudian Digta melepaskan pelukannya dengan kasar,

“Nit, aku kecewa ya sama kamu!! Apa maksud kamu berpura pura mengaku kalau kamu yang suka ngirimin aku surat tiap pagi!!” Digta marah pada Nita
“ememm..maafin aku Dig, aku tau aku salah..maafin aku??” Nita meminta maaf sambil menangis
“lebih baik kamu minta maaf sama Nadin, teman kamu sendiri, karena kamu udah mengakui karya orang lain!! Ingat Nit..jangan harap kita bisa ketemu lagi!!” Digta melepaskan tangan Nita dengan kasar dan langsung pergi, Nita terus berteriak mengejar Digta yang terus melaju tapi Digta menghiraukannya. Usai menemui Nita Digta langsung menuju Sanggar untuk menemui Nadin, ia tau Nadin sedang berada di sanggar karena hari itu tepat hari sabtu jadwal kegiatannya, sesampainya di sanggar Dengan masih memakai helm Digta berlari keruangan tempat biasa Nadin melukis, langkahnya kemudian terhenti saat ia berpapasan bertemu dengan Pak Yanto pemilik sanggar Lukis Bambu. Melihat Diigta yang seperti kebingungan  mencari sesuatu Pak Yanto bertanya,

“heii..kamu ini kenapa ?? datang lari lari terus kaya orang kebingungan..” tanya Pak yanto heran
“ehh Bapak, ini lho Pak saya mencari Nadin, dia dimana ya Pak??
“ohhh..tadi Bapak liat Nadin sedang melukis di taman belakang!!” jawab Pak yanto sambil menunjuk , Digta langsung pamit dan lari menuju taman,dari kejauhan Digta mulai berjalan pelan mendekati Nadin dengan membawa kanvas yang masih putih, ia gugup dan bingung harus bagaimana mengawali pembicaraanyya, sementara Nadin terus saja melukis dan menghiraukan kedatanganya. Digta mulai melukis bersebelahan dengan Nadin, kemudian ia mengawali pembicaraannya dari sebuah kuas,

“hemm Nad, aku lupa nihh gak bawa kuas andalanku,..apa aku boleh pinjam kuas kamu??” Digta meminjam kuas dengan perasaannya yang masih gugup dan sedikit malu
“boleh..nihh!!” Nadin memberikan kuasnya tanpa melihat kearah digta, kemudian ia melanjutkan melukis
“Nad, makasih ya...aku suka puisi puisi yang selalu kamu kirim tiap pagi.” Digta mengawali pembicaraannya sambil terus melukis. mendengar itu, Nadin langsung diam dan berhenti menggoreskan kuasnya.
“Kak Digta..Kak Digta udah tau kalau aku yang suka kirim puisi puisi itu?” tanya nadin sambil melihat ke arah Digta
“iyaa, Kakak tau dari Pak Yono..dan aku harap kamu bisa memaafkan Nita!!’
“ Nita???? Tanya Nadin kaget
“ia..Nita, soalnya dia udah mengakui puisi puisi karya kamu yang selalu kamu buat untuk aku!!, dan aku pastiin mulai saat ini aku gak bakalan ketemu lagi sama cewek kaya dia.!!”
“ jadi, Nita berpura pura kalau dia yang suka ngirim puisi ke Kak Digta?? Ya alloh..kenapa Nita tega lakuin itu sma aku...hemmm..tapi aku maafin dia kok..!!” Nadin mulai tersenyum ia merasa senang sekali karena semuanya hanya salah paham, ia langsung berfikir kalau Kisah cerintanya dengan Digta belum berakhir.
“kamu baik banget Nad, ...o yah, kata Pak yanto kamu suka melukis dimalam  hari sama Kakek kamu yahh?”  
“heemmm..iaa!!
“kalau gitu boleh dong entar malem aku ikut melukis bareng kalian, soalnya..aku belum pernah ngelukis malem malem, hiiihihi..!!”
“ia boleh ..” jawab nadin dengan gembira.

Seperti akan kedatangan seorang pacar tepat dimalam minggu, Nadin menghabiskan waktunya satu jam dikamar hanya untuk berdandan, dengan mengenakan  blus sebatas lutut berwarna mocca dan di lapisi cardigan berwarna putih serta plat shoes yang juga berwarna putih Nadin begitu terlihat cantik dan anggun sehingga orangtua dan Kakeknyapun kaget melihat Nadin yang biasanya hanya memakai kemeja kotak kotak dan rompi yang bahkan  jarang dia ganti. 
 3 alat lukis telah tertata di taman depan rumah, saat Nadin membawa beberapa kue keluar rumahnya,  Digtapun akhirnya  datang, setelah membuka helmnya Digta langsung terpesona melihat Nadin yang beda banget malam itu, namun Nadin hanya tersenyum. Nadin, Kakeknya dan Digta menghabiskan malamnya  hanya untuk melukis, posisi melukis Digta dan Nadin yang saling berhadapan membuat mereka saling curi pandang satu sama lain, sang Kakek hanya bisa tersenyum melihat tingkah mereka berdua. Setelah selesai melukis mereka memperlihatkan  hasil lukisannya,  posisi berhadapan itu ternyata menginsfirasikan lukisan mereka, Diam diam Digta melukis wajah Nadin, dan Nadin juga melukis wajah Digta. Setelah mereka mengetahui itu mereka hanya tertawa kecil. Tak terasa malam semakin larut, sebelum pamit pulang Digta mengajak Nadin untuk ngobrol sebentar di teras rumahnya, “Nad, makasih ya..malam ini bener bener berarti banget buat aku” ujar Digta sambil menunduk malu, “ia...semuanya juga gak bakalan berarti kalau Kak Digta gak dateng kesini”Mereka berdua saling tatap dan tersenyum. 

“Nad, Aku denger..kamu jadi panitia perpisihan kelas XII juga ya??”. “ia Kak..dan besok lusa aku udah harus kesekolah buat bantuin nyiapin semuanya.” Jawab Nadin dengan nada pelan. “hemmm..gak kerasa banget ya, udah 3 tahun aku belajar di SMAN 9, dan sekarang udah mau keluar..” ujar Digta
“Kak, ka Digta mau ngelanjutin kuliah atau kerja??” Tanya Nadin yang sudah mulai berani menatap Digta
“insyaalloh aku mau kuliah ke Bali, dan ngambil fakultas pendidikan Seni Rupa.”
“loh..bukannya di Yogya juga ada ya universitas yang jurusannya Seni Rupa, kenapa harus jauh jauh ke Bali Kak?”
“heemm Kamu tau..??”kadang hidup itu harus seimbang, jika disini kita merasa sukses dan banyak dikenal orang, maka kita juga harus ngerasain kebalikannya, dengan tinggal di daerah lain atau di negara lain yang kita tidak tau. lagian aku tuh cinta banget pulau bali dan kota istimewa ini, karena keduanya memiliki kebudayaan dan seni yang begitu kental. Karena itulah  aku ingin mencari ilmu disana...,  kamu ngerti kan??” jelas Digta panjang lebar yang kemudian mengusap rambut Nadin yang terurai.
“iaa..aku ngerti Kak, daann..selain disana Kak Digta nyari ilmu, pasti Kak Digta juga mencari cinta kan?? Eh, Uppss ..hihhii “ ujar Nadin keceplosan kemudian ia berpaling muka karena malu.
“ahahha...kamu inget inget ucapan aku ini ya,,, Aku di Bali cuma mencari ilmu dan aku akan kembali ke Yogya untuk mencari cinta!!” kamu simpen tuh ucapan Aku tadi di memori kamu,,”
“iihhh ia..aku simpen baik baik ucapan Kak Digta tadi.” Nadin dan Digta saling senyum.
“Nad, besok abis kegiatan lukis di sanggar aku mau ngajak kamu ke sesutau tempat..bolehkan?                                                                                                        
“emmm..iyaa Kak boleh,! dengan senang hatI Nadin menerima ajakan Digta.
Tak terasa malam semakin larut, Digta menyuruh Nadin masuk kerumahnya dan ia pamit untuk pulang. Nadin melambaikan tangannya ketika Digta pergi, Setelah masuk ke kamar Nadin melihat poto Digta ia berfikir kisah cerita kebersamaannya dengan Digta akan benar benar berakhir setelah Digta pergi ke Bali untuk kuliah, namun Nadin teringat ucapan Digta waktu ngobrol di teras, ia akan kembali ke Yogya buat mencari Cinta, Nadinpun berharap semoga cinta yang Digta cari itu  adalah dirinya sendiri.

                                        ........................................

4 komentar: