Hari yang ditunggu tunggu bagi kelas XII akhirnya
tiba, semua kelas XII dengan seragam yang rapih satu persatu memasuki ruang
ujian, Digta yang baru memasuki gerbang sekolah tiba tiba disuruh berhenti oleh
Pak Satpam,
“Ada apa Pak?? Ko bapak suruh saya berhenti?””
tanya Digta sambil membuka helmnya
“Ini lo..masalah surat itu, Bapak sudah gak
nerima lagi surat yang ditipkan buat kamu, yaa karena kelas XI banyak libur
jadi dia udah gak nitipin lagi!!”
“ya udah lah Pak, saya udah tau Kok siapa
cewek misterius yang suka ngasih saya surat itu!!” Jawab Digta sambil menepuk
pundak Pak satpam
“OHH...Jadi kamu udah tau kalu Nadin yang
suka ngirimin kamu surat itu..” syukurlah kalau kamu sudah tau..!!”
“Tungu Pak.. tadi Bapak bilang ‘Nadin’??” Digta
sempat bingung
“ia...Nadin kelas XI IPS 2 yang menang lomba
lukis dengan kamu..” jawab pak satpam
“lohh..bukannya Nita yang suka ngirim saya surat itu!!” Nita
bilang sendiri loh Pak kalau dia yang suka ngirimin saya surat” Digta masih
heran kemudian ia turun dari motornya
“ah, Nita mana lo kamu ini??” mungkin dia
pura pura ..orang yang suka ngirim kamu surat itu Nadin ko..!! “ lebih baik..kamu
temui Nadin setelah selesai ujian nanti,
kamu tauu?? Nadin itu suka sama kamu!!”
“wahhh..bener bener ya si Nita,,,somplak tuh
cewek..!!” ia Pak terima kasih nanti saya temui Nadin”
Akhirnya kebenaran terungkap, Digta
sebenarnya tidak percaya 100% kalu Nita yang suka mengirimnya surat, ia merasa
sudah di tipu oleh Nita yang selalu saja berusaha agar dia menjadi pacarnya.
Setelah Ujian Nasional selesai Digta terlebih dahulu menemui Nita, Nita yang
sedang duduk diteras rumahnya langsung mendekap Digta yang baru turun dari
motor, dia tidak tau kalau Digta sedang marah padanya, kemudian Digta
melepaskan pelukannya dengan kasar,
“Nit, aku kecewa ya sama kamu!! Apa maksud
kamu berpura pura mengaku kalau kamu yang suka ngirimin aku surat tiap pagi!!”
Digta marah pada Nita
“ememm..maafin aku Dig, aku tau aku salah..maafin
aku??” Nita meminta maaf sambil menangis
“lebih baik kamu minta maaf sama Nadin, teman
kamu sendiri, karena kamu udah mengakui karya orang lain!! Ingat Nit..jangan
harap kita bisa ketemu lagi!!” Digta melepaskan tangan Nita dengan kasar dan
langsung pergi, Nita terus berteriak mengejar Digta yang terus melaju tapi Digta
menghiraukannya. Usai menemui Nita Digta langsung menuju Sanggar untuk menemui
Nadin, ia tau Nadin sedang berada di sanggar karena hari itu tepat hari sabtu
jadwal kegiatannya, sesampainya di sanggar Dengan masih memakai helm Digta
berlari keruangan tempat biasa Nadin melukis, langkahnya kemudian terhenti saat
ia berpapasan bertemu dengan Pak Yanto pemilik sanggar Lukis Bambu. Melihat
Diigta yang seperti kebingungan mencari
sesuatu Pak Yanto bertanya,
“heii..kamu ini kenapa ?? datang lari lari
terus kaya orang kebingungan..” tanya Pak yanto heran
“ehh Bapak, ini lho Pak saya mencari Nadin,
dia dimana ya Pak??
“ohhh..tadi Bapak liat Nadin sedang melukis di
taman belakang!!” jawab Pak yanto sambil menunjuk , Digta langsung pamit dan
lari menuju taman,dari kejauhan Digta mulai berjalan pelan mendekati Nadin dengan
membawa kanvas yang masih putih, ia gugup dan bingung harus bagaimana mengawali
pembicaraanyya, sementara Nadin terus saja melukis dan menghiraukan
kedatanganya. Digta mulai melukis bersebelahan dengan Nadin, kemudian ia
mengawali pembicaraannya dari sebuah kuas,
“hemm Nad, aku lupa nihh gak bawa kuas andalanku,..apa
aku boleh pinjam kuas kamu??” Digta meminjam kuas dengan perasaannya yang masih
gugup dan sedikit malu
“boleh..nihh!!” Nadin memberikan kuasnya
tanpa melihat kearah digta, kemudian ia melanjutkan melukis
“Nad, makasih ya...aku suka puisi puisi yang
selalu kamu kirim tiap pagi.” Digta mengawali pembicaraannya sambil terus
melukis. mendengar itu, Nadin langsung diam dan berhenti menggoreskan kuasnya.
“Kak Digta..Kak Digta udah tau kalau aku yang
suka kirim puisi puisi itu?” tanya nadin sambil melihat ke arah Digta
“iyaa, Kakak tau dari Pak Yono..dan aku harap
kamu bisa memaafkan Nita!!’
“ Nita???? Tanya Nadin kaget
“ia..Nita, soalnya dia udah mengakui puisi puisi
karya kamu yang selalu kamu buat untuk aku!!, dan aku pastiin mulai saat ini aku
gak bakalan ketemu lagi sama cewek kaya dia.!!”
“ jadi, Nita berpura pura kalau dia yang suka
ngirim puisi ke Kak Digta?? Ya alloh..kenapa Nita tega lakuin itu sma aku...hemmm..tapi
aku maafin dia kok..!!” Nadin mulai tersenyum ia merasa senang sekali karena
semuanya hanya salah paham, ia langsung berfikir kalau Kisah cerintanya dengan
Digta belum berakhir.
“kamu baik banget Nad, ...o yah, kata Pak
yanto kamu suka melukis dimalam hari
sama Kakek kamu yahh?”
“heemmm..iaa!!
“kalau gitu boleh dong entar malem aku ikut
melukis bareng kalian, soalnya..aku belum pernah ngelukis malem malem,
hiiihihi..!!”
“ia boleh ..” jawab nadin dengan gembira.
Seperti
akan kedatangan seorang pacar tepat dimalam minggu, Nadin menghabiskan waktunya
satu jam dikamar hanya untuk berdandan, dengan mengenakan blus sebatas lutut berwarna mocca dan di
lapisi cardigan berwarna putih serta plat shoes yang juga berwarna putih Nadin
begitu terlihat cantik dan anggun sehingga orangtua dan Kakeknyapun kaget
melihat Nadin yang biasanya hanya memakai kemeja kotak kotak dan rompi yang
bahkan jarang dia ganti.
3 alat
lukis telah tertata di taman depan rumah, saat Nadin membawa beberapa kue
keluar rumahnya, Digtapun akhirnya datang, setelah membuka helmnya Digta langsung
terpesona melihat Nadin yang beda banget malam itu, namun Nadin hanya tersenyum.
Nadin, Kakeknya dan Digta menghabiskan malamnya
hanya untuk melukis, posisi melukis Digta dan Nadin yang saling
berhadapan membuat mereka saling curi pandang satu sama lain, sang Kakek hanya
bisa tersenyum melihat tingkah mereka berdua. Setelah selesai melukis mereka
memperlihatkan hasil lukisannya, posisi berhadapan itu ternyata menginsfirasikan
lukisan mereka, Diam diam Digta melukis wajah Nadin, dan Nadin juga melukis
wajah Digta. Setelah mereka mengetahui itu mereka hanya tertawa kecil. Tak
terasa malam semakin larut, sebelum pamit pulang Digta mengajak Nadin untuk
ngobrol sebentar di teras rumahnya, “Nad, makasih ya..malam ini bener bener
berarti banget buat aku” ujar Digta sambil menunduk malu, “ia...semuanya juga
gak bakalan berarti kalau Kak Digta gak dateng kesini”Mereka berdua saling tatap dan tersenyum.
“Nad,
Aku denger..kamu jadi panitia perpisihan kelas XII juga ya??”. “ia Kak..dan
besok lusa aku udah harus kesekolah buat bantuin nyiapin semuanya.” Jawab Nadin
dengan nada pelan. “hemmm..gak kerasa banget ya, udah 3 tahun aku belajar di
SMAN 9, dan sekarang udah mau keluar..” ujar Digta
“Kak, ka Digta mau ngelanjutin kuliah atau
kerja??” Tanya Nadin yang sudah mulai berani menatap Digta
“insyaalloh aku mau kuliah ke Bali, dan
ngambil fakultas pendidikan Seni Rupa.”
“loh..bukannya di Yogya juga ada ya
universitas yang jurusannya Seni Rupa, kenapa harus jauh jauh ke Bali Kak?”
“heemm Kamu tau..??”kadang hidup itu harus
seimbang, jika disini kita merasa sukses dan banyak dikenal orang, maka kita
juga harus ngerasain kebalikannya, dengan tinggal di daerah lain atau di negara
lain yang kita tidak tau. lagian aku tuh cinta banget pulau bali dan kota
istimewa ini, karena keduanya memiliki kebudayaan dan seni yang begitu kental. Karena
itulah aku ingin mencari ilmu disana...,
kamu ngerti kan??” jelas Digta panjang
lebar yang kemudian mengusap rambut Nadin yang terurai.
“iaa..aku ngerti Kak, daann..selain disana
Kak Digta nyari ilmu, pasti Kak Digta juga mencari cinta kan?? Eh, Uppss
..hihhii “ ujar Nadin keceplosan kemudian ia berpaling muka karena malu.
“ahahha...kamu inget inget ucapan aku ini
ya,,, Aku di Bali cuma mencari ilmu dan aku akan kembali ke Yogya untuk
mencari cinta!!” kamu simpen tuh ucapan Aku tadi di memori kamu,,”
“iihhh ia..aku simpen baik baik ucapan Kak
Digta tadi.” Nadin dan Digta saling senyum.
“Nad, besok abis
kegiatan lukis di sanggar aku mau ngajak kamu ke sesutau tempat..bolehkan?
“emmm..iyaa
Kak boleh,! dengan senang hatI Nadin menerima ajakan Digta.
Tak terasa malam semakin larut, Digta
menyuruh Nadin masuk kerumahnya dan ia pamit untuk pulang. Nadin melambaikan
tangannya ketika Digta pergi, Setelah masuk ke kamar Nadin melihat poto Digta
ia berfikir kisah cerita kebersamaannya dengan Digta akan benar benar berakhir
setelah Digta pergi ke Bali untuk kuliah, namun Nadin teringat ucapan Digta waktu
ngobrol di teras, ia akan kembali ke Yogya buat mencari Cinta, Nadinpun berharap
semoga cinta yang Digta cari itu adalah dirinya
sendiri.
........................................